19 Mar 2012

Ancam Sebar Kode Sumber, Hacker Minta Rp 450 Juta ke Symantec

ilustrasi


Peretas (hacker) yang mengaku bernama "Yamatough" sedang melakukan negosiasi dengan perusahaan antivirus Symantec. Negosiasi tersebut berkaitan dengan kode sumber antivirus yang kini berada di tangan para peretas. 

Symantec diminta mentransfer uang sebesar 50 ribu dollar AS (sekitar Rp. 450 juta) agar kode sumber itu tidak dipublikasikan ke publik. 

Negosiasi peretas dengan pihak Symantec dilakukan melalui e-mail. Dalam penawaran, Symantec menyatakan akan mengirimkan total 50 ribu dollar AS namun secara bertahap. Symantec akan membayar peretas sebanyak 2.500 dollar AS per bulan sebagai uang muka. 


Setelah tiga bulan, Symantec meminta jaminan bahwa kode tersebut telah dihancurkan, sehingga Symantec akan percaya untuk mentransfer sisanya. 

Kronologis Negosiasi
Pada bulan Januari 2012, seorang peretas yang mengaku anggota kelompok peretas "Anonymous" bernama "Yamatough" mengaku telah memiliki kode sumber antivirus Norton milik perusahaan antivirus Symantec. 
Peretas mulai melakukan negosiasi saat itu dengan pihak Symantec, namun peretas akhirnya mengetahui bahwa percakapan tersebut ditelusuri oleh penegak hukum untuk diinvestigasi. 

Mengetahui hal ini, peretas marah dan mengancam akan membocorkan kode sumber jika Symantec melakukan penelusuran melalui jaringan e-mail. Symentec kembali melakukan negosiasi dengan peretas namun tidak juga menemukan solusi.

Tarik Ulur Tak Berujung

Pihak Symantec masih mencoba menegosiasikan nilai uang yang harus ditransfer karena perusahaan ini ingin memastikan bahwa peretas sedang tidak melakukan aksi penipuan. 
Symantec ingin melihat kode sumber yang dicuri dan memastikan bahwa kode sumber tersebut merupakan kode sumber asli yang dimiliki Symantec. 

Jika peretas tak bisa menunjukkan kode sumber yang dimaksud, maka Symantec tidak akan mentransfer uang kepada peretas. Padahal, sebelumnya, peretas sudah membocorkan kode sumber perangkat lunak PCAnywhere sebagai bukti awal.



0 komentar:

Posting Komentar