19 Mar 2012

6 Hal yang Perlu diketahui Orang Tua saat Mengajarkan Anak Tidur

Kelakuan si kecil memang sangat menggemaskan dan menyenangkan. Aktivitasnya sehari-hari benar-benar mewarnai kehidupan keluarga Anda. Namun, jangan sampai kegiatan balita membuat dia terlalu lelah dan jatuh sakit. Sebagai orangtua, Anda perlu mendisiplin anak agar tidur sesuai tepat waktu.



Para ahli mengatakan bahwa kesalahan umum orangtua saat menyuruh anaknya pergi tidur bisa berdampak besar kepada si kecil. Dia akan sulit tidur malam dan malah kekurangan waktu istirahatnya. Tentu hal ini akan mengganggu kesehatan. Simaklah enam kesalahan orangtua ketika menyuruh si buah hati tidur dan cara mengatasinya dikutip dari Baby Center.

1. Terlambat Mengajak Anak Pergi Tidur
Anak yang sudah sekolah, waktu tidurnya berkurang sekitar 60 menit daripada anak yang belum masuk sekolah. "Anak-anak mengalami kesulitan memejamkan dan mengistirahatkan tubuh pada waktu siang maupun malam hari," tutur Marc Weissbluth, seorang dokter anak dan penulis dari Healthy Sleep Habits, Happy Child.

Mungkin kesibukan Anda bekerja yang menyebabkan jadwal tidur anak tidak teratur. Kegiatan anak di sekolah ataupun di rumah juga menjadi faktor anak sulit tidur. "Membiarkan anak tidur terlambat akan membuat anak menjadi orang yang lemah atau selalu terlihat kelelahan," ujar Jill Spivack, seorang pekerja sosial dan co-creator dari The Sleepeasy Solution: The Exhausted Parent's Guide to Getting Your Child to Sleep from Birth to Age 5. Maka dari itu, jangan mendiamkan hal itu terus berkelanjutan.

Solusi: Buat jadwal tidur malam anak yang teratur. Bahkan, jika bisa ditambah tidur siang. Jangan menunggu anak menguap, mengusap mata, hingga merengek, baru Anda mengajaknya pergi tidur. Mungkin lebih baik menambah 15-20 menit waktu tidur si buah hati.

Setiap anak berbeda-beda. National Sleep Foundation mengatakan bahwa balita biasanya membutuhkan 12 jam waktu tidur pada malam hari. Sedangkan anak-anak pra-sekolah butuh sampai 13 jam istirahat pada malam ditambah siang hari. Anak-anak yang sudah beranjak remaja wajib mengistirahatkan tubuh 10 sampai 11 jam per hari. Cari informasi supaya anak selalu konsekuen dengan aturan yang telah dibuat.

2. Mengandalkan 'Gerakan' Saat Menidurkan Anak
Banyak orangtua yang memakai 'gerakan' supaya si kecil cepat terlelap. Namun, hal ini tidak baik kalau dilakukan terlalu sering. Misalnya, orangtua menggendong anaknya hingga tertidur pulas atau mengandalkan kain gendongan supaya balita segera memejamkan mata. "Jika anak-anak dibiasakan tidur dalam 'gerakan', dia mungkin tidak mendapatkan tidur yang nyenyak," papar Weissbluth.

Solusi: Sebenarnya, tidak apa-apa menggendong anak saat rewel atau menciptakan gerakan lain sebelum anak tertidur, tapi alangkah baiknya jika anak yang tidur karena gerakan, cepat dipindahkan ke tempat tidur. Anda juga bisa menyiasatinya dengan menceritakan dongeng atau mengajaknya menghitung supaya anak segera terlelap.

3. Jangan Meletakan Banyak Mainan di Tempat Tidur Anak
Kebanyakan orangtua menempatkan mainan si buah hati di boks tidurnya. Mereka ingin supaya si kecil tidak merengek ketika ibu sedang bekerja. Bahkan, Anda memberikan hiasan lampu warna-warni supaya anak betah di atas bosk mereka. Akan tetapi, semua itu bisa membuat anak kurang tidur.

Solusi: Untuk memaksimalkan tidur anak Anda, gelapkan kamar supaya otak juga beristirahat. Kamar yang gelap akan membuat tidur lebih nyenyak daripada kamar yang penuh cahaya. Jika si kecil takut menghadapi kamar gelap, ajari berhitung 1 sampai 10, lalu matikan lampu pada hitungan ke-10. Hindari juga barang-barang elektronik, seperti televisi, DVD, atau komputer yang bisa mengurangi jam tidur si balita. Biarkan anak terlelap dalam keadaan yang sunyi dan tambahkan pendingin ruangan agar dia semakin pulas.

4. Melewati Rutinitas Sebelum Tidur
Banyak orang tua hanya menyuruh balita istirahat, tapi melewati rutinitas yang dilakukan sebelum tidur. Anda mungkin berpikir belum saatnya balita menggosok gigi atau membaca buku. Namun, jangan sepelkan hal tersebut. "Sangat penting memiliki berbagai cara untuk membuat anak tahu kapan dia harus pergi tidur," ujar Judith Owens, seorang direktur klinik gangguan tidur anak di Hasbro Children's Hospital di Providence, Rhode Island.

Solusi: Buat panggilan isyarat supaya si kecil mengerti bahwa dia harus tidur. Misalnya, Anda menyetel alarm pada jam weker dengan suara yang khas di dalam kamar. Dengan begitu, anak akan merasa terpanggil dan segera meninggalkan aktivitasnya. Anda juga bisa menceritakan beberapa dongeng dari buku anak pada waktu yang sama setiap harinya sehingga anak terbiasa tidur tepat waktu.

5. Tidak Konsisten
Kebanyakan orangtua tidak konsisten dengan aturan mereka. Terkadang, karena Anda dan si kecil terlalu banyak kegiatan, jadwal tidur anak menjadi berantakan. Orangtua juga membiarkan anak selalu tidur bukan di tempat tidur mereka. Padahal anak bisa menjadi manja dan tidak bisa tidur kalau tidak ada Anda yang menemaninya.

Solusi: Taati peraturan dan jadwal tidur yang sudah Anda buat. Misalnya, ketika anak sedang ngambek dan meminta tidur dengan Anda, berikan persyaratan. Jangan uruti permintaan si kecil terlalu sering. Sedikit memberikan ketegasan bagus buat anak disiplin mematuhi aturan Anda.

6. Terlalu Cepat Membuatkan Anak Kamar Sendiri
Ada beberapa orangtua yang sudah menyiapkan kamar sendiri untuk bayi mereka sejak masih dalam kandungan. Anak yang masih terlalu dini suka sulit tidur kalau tidak ada orangtua di dalam kamarnya. Namun, orangtua lebih mendahulukan keinginan mereka agar anak tidur di kamar sendiri.

Solusi: Tunggu hingga anak siap tidur di dalam ruangan yang berbeda kamar dengan Anda. Mungkin untuk anak 3 tahun masih memerlukan orangtua di samping mereka saat pergi tidur. Pelan-pelan mengenalkan si kecil pada kamar baru mereka. Akan tetapi, jangan langsung memaksanya supaya tidur terpisah dari Anda. Ada saatnya anak Anda meminta tidur sendiri ketika memasuki lingkungan sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar